Selamat datang di blog kami, semoga bermanfaat***Alloh berfirman :‎"Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahuinya" (Al-Baqarah: 42)***

Minggu, 14 Agustus 2011

Bolehkah Memotong Rambut Dan Kuku Ketika Haid?

anya:
Assalammualaikum,
Ada yang bertanya pada saya, katanya seperti ini: “Kalau kita sedang boleh tidak memotong ataupun kuku?”
Bukan hanya satu dua orang tapi lebih dari itu. Saya ragu karena memang saya kurang faham, menurut saya tidak ada dalil melarang itu semua, tapi saya masih perlu penjelasan yg lebih akurat, agar mudah untuk saya menjawab dan menjelaskan semua pertanyaan-pertanyaan itu menurut syar’i yang benar, karena sayapun masih perlu banyak mendalami hal-hal yang seperti ini agar saya juga dapat mengamalkan untuk diri sendiri.  Syukron…wassalamu’alaikum.
(Rahma)


Jawab:
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu.
Wanita haidh diperbolehkan memotong rambut dan kuku, karena tidak adanya dalil shahih yang melarang.
Bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda kepada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa ketika wada’:
انقضي رأسك وامتشطي وأهلي بالحج ودعي العمرة
“Uraikanlah rambutmu dan sisirlah, kemudian berniatlah untuk haji dan tinggalkan umrah” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dalam hadist ini Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa untuk menyisir rambut dan saat itu beliau sedang haidh, padahal menyisir sangat memungkinkan tercabutnya rambut. Ini menunjukkan bolehnya wanita haidh memotong rambut dan kuku.

Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah:
فالحائض يجوز لها قص أظافرها ومشط رأسها ، ويجوز أن تغتسل من الجنابة …فهذا القول الذي اشتهر عند بعض النساء من أنها لا تغتسل ولا تمتشط ولا تكد رأسها ولا تقلم أظفارها ليس له أصل من الشريعة فيما أعلم
Artinya: “Wanita yang haidh boleh memotong kukunya dan menyisir rambutnya, dan boleh mandi junub, … pendapat yang dianut oleh sebagian wanita bahwasanya wanita yang haidh tidak boleh mandi, menyisir rambutnya, dan memotong rambutnya maka ini tidak ada asalnya (dalilnya) di dalam syari’at, sebatas pengetahuan saya”
(http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_4750.shtml)
Wallahu ta’aalaa a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar